Minggu, 13 Juni 2010

Situs Porno di Kalangan Anak Sekolah

Situs Porno di Kalangan Anak Sekolah

Meluasnya penggunaan internet di masyarakat, menimbulkan berbagai polemik. Kemudahan akses komunikasi, informasi hiburan dan lain-lainnya yang ditawarkan internet, tidak jarang membawa dampak buruk. Jika dilihat lebih jauh, internet kerap kali disalahgunakan pemakainya. Salah satu hal yang selalu menjadi perhatian adalah penggunaan internet untuk membuka situs-situs porno. Mudahnya mengakses situs-situs porno, berakibat pada banyaknya pengguna internet yang membuka situs-situs porno. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun, banyak yang mengakses situs-situs porno.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di warnet Cyber Plasa Jl. R.A.A. Wiranatakusumah, Baleendah, dari lima orang dewasa yang mengakses internet, empat orang di antaranya membuka situs porno. Hal yang lebih menghawatirkannya lagi, hasil survey tersebut tidak jauh berbeda dengan anak usia sekolah. Nita Puspitasari, penjaga warnet Cyber Plasa menyebutkan “Jika dibandingkan dengan orang dewasa, anak usia sekolah yang membuka situs porno tidak kalah banyak”. Nita menambahkan “Dibanding anak SD, anak SMP lebih banyak, tapi anak SMP masih kalah sama anak SMA”. Berdasarkan penuturan Nita, perbandingan anak sekolah SD, SMP dan SMA yang membuka situs porno adalah 2:3:4.

Nita yang sudah dua tahun menjadi operator warnet ini juga menyebutkan, “Banyaknya anak usia sekolah yang membuka situs porno juga tergantung berapa banyak anak dalam satu komputer. Dari satu komputer, biasanya dipakai dua anak SMA, terus kalau anak SMP biasanya bertiga atau berempat, yang lebih parah lagi anak SD biasanya berlima atau berenam dalam satu komputer. Pokoknya berjubel”. Dari beberapa pelanggan warnet, tidak jarang ada anak perempuan yang juga membuka situs porno. “Anak cewek yang suka buka situs porno juga lumayan banyak. Paling tidak, dari lima orang anak cewek ada dua orang yang membuka situs porno”. Tutur Nita. Walaupun lokasi warnet berada di lingkungan sekolah, namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk membuka situs-situs porno.

Walaupun sudah ada peraturan yang menyebutkan bahwa di bawah usia 19 tahun tidak boleh membuka situs porno, namun masih banyak anak-anak yang melanggar. “Kalau ada anak-anak yang membuka situs porno, pertama diperingatkan lebih dulu. Kalau masih bandel, baru di-close dari komputer operator”. Ujar Nita. “Kalau nge-close orang dewasa yang buka situs porno, suka dimarahain. Jadi ya, kalau ada orang dewasa yang buka situs porno dibiarin aja”. Tambah Nita. Selain membuka situs porno, anak-anak sekolah juga banyak yang membuka situs-situs game, download lagu, chating, facebook, hanya beberapa yang mengerjakan tugas. “Kalau yang ngerjain tugas sih jarang, kebanyakan mereka nyuruh saya atau operator lain”. Kata Nita.

Rendy, salah seorang siswa SMA, di lingkungan Baleendah mengatakan, “Kalau saya jarang buka situs porno, malu sama operatornya. Lagian kan di sini sekat antara komputer satu dengan yang lainnya pendek, jadi kalau buka situs porno pasti keliatan. Malu euy!”. Menurut penuturan Rendy, di antara teman-temannya ada beberapa teman perempuannya yang suka membuka situs porno. “Kalau temen-temen saya banyak yang suka buka situs porno, yang cewek juga. Tapi bukan di warnet ini.” Ujar Rendy. Masih menurut penuturan Rendy, “Sebenernya memang nggak ada manfaatnya sih buka situs porno, tapi ya seneng aja”.

Nita menuturkan, selain membuka situs-situs porno, banyak di antara anak sekolah yang sengaja datang ke warnet hanya untuk pacaran. “Mereka itu (anak sekolah) selain nge-net juga sering mojok. Pernah sampe ada yang ciuman, lalu saya tegur eh, malah dicuekin. Malah jadi saya yang malu”. Ungkap Nita. Tidak jarang anak-anak sekolah yang datang ke warnet saat jam sekolah berlangsung, dengan kata lain mereka sengaja membolos. “Kadang-kadang anak sekolahan yang nge-net sengaja bolos, atau karena kesiangan jadi gak bisa masuk”. Ujar Nita. “Terus saya juga suka heran, mereka nge-net kadang suka sampe lima jam dapat uang dari mana buat bayarnya? Tapi itu juga cuma beberapa, kebanyakannya mereka nge-net cuma dua sampe tiga jam”. Tutur Nita. Dalam satu hari, warnet yang sudah lima tahun berdiri ini bisa mendapatkan 30 sampai 50 pelanggan. Pihak koperasi SMAN 1 Baleendah sebagai pemilik warnet tidak pernah melakukan razia pada warnet ini. Pihak pengelola hanya memperingatkan operator, untuk mencegah anak dibawah usia 19 tahun, agar tidak membuka situs porno.

Kenakalan anak sekolah di era informatika ini, memang sesuatu yang tidak dapat dipungkiri lagi. Kita sebagai masyarakat tidak boleh lagi berpura-pura atau berusaha menutup mata seolah ini tidak terjadi. Situs porno di kalangan siswa sekolah sudah seperti rahasia umum. Perlu tindakan bersama yang nyata, untuk membatasi kenakalan remaja ini karena menghentikan kenakalan remaja sangatlah sulit atau bahkan mustahil. Paling tidak kita bisa menekan kenakalan remaja yang salah satunya mengenai situs-situs porno ini. Karena satu kenakalan yang telah dilakukan, akan mempermudah melakukan kenakalan lainnya yang pada akhirnya terciptalah kenakalan lain sebagai perkembangan kenakalan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar